Bu Erna, seorang guru dari salah satu Sekolah Dasar di Kota Banjarmasin tadi sore menghubungi saya melalui obrolan WA. Beliau menanyakan apakah saya memiliki program pembelajaran berbasis alam. Bu Erna dan saya dulu pernah tergabung dalam sebuah proyek dari Unesco dan KOICA yakni program Green School. Ku sampaikan kepada beliau bahwa aku telah punya konsep, namun sulit untuk merealisasikan di tengah pandemi saat ini. Bu Erna melanjutkan bahwa dia merasa kasihan dengan murid-muridnya yang telah beberapa bulan ini telah melaksanakan BDR. Ada rasa bosan, karena tidak ada kegiatan belajar yang lebih interaktif. Beliau ingin melaksanakan pembelajaran berbasis alam yang tetap patuh protokol kesehatan. Setelah berbincang beberapa saat. Tersimpul bahwa kegiatan belajar berbasis alam sangat sulit dilakukan di era pandemi. Bukan hanya karena ada aturan kesehatan yang harus dipatuhi. Namun juga tanggung jawab lain, terutama jika ada siswa yang mendapat dampak buruk pada kesehatannya. Kegiatan bel...
Agung Pardini nama lengkapnya. Akrab dipanggil Guru Agung. Lahir 28 Jummadil Awwal 1441 Hijriah atau sekitaran 4 April 1981 Masehi. Aktif berkarier dalam dunia pendidikan dan gerakan sosial kemanusiaan. Mulai sebagai pengajar di banyak lembaga pendidikan non-formal, aktif di Sekolah Guru Indonesia, aktif di Dompet Dhuafa sampai menjadi GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa. Dan pada pertemuan ke 5 kami di kelas "BELAJAR MENULIS" malam ini. Guru Agung lah yang akan menjadi pemateri. Kali ini Guru Agung akan menguraikan terkait penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Dengan perspektif yang berbeda. Guru Agung berbagi cerita terkait pengalamannya, bergabung di Dompet Dhuafa. Mengajak para guru-guru yang mengabdi di pelosok daerah untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana. Banyak masalah dialami. Gaya bahasa yang berbeda, ...