"Selamat malam, semangat pagi,
Bapak/Ibu Guru hebat dari seluruh Indonesia" sapanya mengawali kelas "Belajar
Menulis" bersama Om Jay dkk yang digelar oleh PGRI dan Penerbit
Andi. Sapaan tersebut datang dari pemateri kami kali ini di Senin malam 9 Juni
2020. Sebelumnya Om Jay telah membagikan Curriculum Vitae di
WA grup tentang beliau ini.
Nama beliau EMI SUDARWATI. Alumni
jurusan Bahasa Daearah IKP Surabaya. Mengajar di SMPN 1 Baureno Bojonegoro Jawa
Timur sejak tahun 2005. Membaca CV-nya, membuatku terpesona. Beliau memiliki
banyak prestasi terutama di dunia literasi. Ada lebih dari 460 buku ber-ISBN
yang ada nama beliau di dalamnya.
Dan tak kalah juga. Prestasi sebagai
pendidik diraihnya. Dimana pada tahun 2016, meraih juara 1 lomba Inovasi
Pembelajaran Tingkat Nasional, SORAK kategorinya
Pada materi
kali ini. Bu Emi meminta izin untuk bercerita. Tentang proses penerbitan buku
"Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia"
Pada tahun 2013. Bu Emi bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro. Namanya PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro). Di sana beliau banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior. Dengan bertemu orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya bu Emi mendapatkan pencerahan. Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (International Standart Book Number).
Awal tahun 2014 ini terbitlah
Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku
LUNG. Lalu pada penghunjungada penghujung tahun 2014. Kembali bekerja
sama dengan PSJB, lalu terbitlah buku karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno.
Karya-karya ini juga mendapat
sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan bupati
Bojonegoro saat itu. Promosi gratis berdatangan, terutama dari media
massa. Dari media massa ini, membuat semua penasaran dengan buku karya siswa
tersebut. Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro banyak diserbu pembeli
buku. Semua ingin membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan
buku. Buku ini menjadi inspirasi bagi banyak sekolah. Bukan hanya di
Bojonegoro, namun juga di Kabupaten lain.
Di tahun 2015, Bu Emi juga mengikuti
Inobelnas. Awalnya tidak percaya diri. Namun berkat dorongan dan motivasi.
Beliau kirimlah karya inovasi walau setengah hati. Dan tidak disangka beliau
dipanggil menjadi salah satu finalisnya.
Bu Emi juga mendapat rekomendasi
dari PSJB untuk mengikuti sayembara di Balai Bahasa Jawa Timur yang
disingkat BBJT. Dan karena dianggap sudah menerbitkan beberapa buku
karya sastra siswa . Maka beliau mendapat anugrah sebagai guru Bahasa
Jawa berdedikasi.
Yang menarik adalah bagaimana Bu Emi
bisa ke luar negeri. Pada tahun 2016 bu Emi kembali mengirimkan karya
inobelnya. Kali ini bukan atas inisiatif Bapak kepala sekolah,
tetapi keinginan dari beliau sendiri. Karena pengalaman tahun 2015 lalu
begitu menginspirasi. Kali ini bukan karya baru. Namun karya lama
yang direvisi. Dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri. Dan
akhirnya, mendapat juara 1 Inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama,
bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).
Tidak lama seusai lomba, beliau mendapat
panggilan untuk Short Course di Negeri Belanda. Belajar
sistem pendidikan di negeri kincir angin yang sangat maju. Juga
berkunjung ke dua universitas terbaik disana, yaitu Windesheim dan
Leiden. Serta berkesempatan ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der
Capellen dan lain-lain. Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata
ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.
Di tahun 2017, beliau diundang untuk
mengikuti workshop Literasi di Kota Batam. Tidak ingin melewatkan
kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu
Singapura. Sehari di kota Singa, melahirkan sebuah buku berjudul
"Dag Dig Dug Singapura".
Pasca menyandang predikat juara I
Inobelnas, bu Emi belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama. Lalu untuk
mengisi waktu. Beliau ajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis
bersama dalam satu buku. Bu Emi menyebutnya dengan istilah Patungan Buku
Inspiratif.
Bukan hanya karya yang bersifat
ilmiah. Namun dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita
inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun
dan masih banyak lagi buku-buku lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya,
bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan. Namun saat ini lebih
banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa
Indonesia).
Sepulang dari Belanda, masih juga
mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali. Lagi-lagi, di samping
belajar juga bisa berwisata keliling kota terindah di negeri ini. Kali
ini, semua peserta mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal.
Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal
berkelas nasional. Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.
Ratusan buku lahir dari grup
Patungan Buku Guru Inspiratif. Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak
menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah. Yaitu menjadi Penerbit
Buku Inspiratif (PBI). Selain di PBG, juga penulis juga aktif di
PGRI. Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan menulis
buku. Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar,
dan lebih kreatif dalam menulis.
Menghimbau agar guru-guru lebih
sering mengirimkan hasil karya ke media. Jangan berharap sekali kirim
pasti tayang atau dimuat. Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim
naskah. Lama kelamaan pasti dimuat juga.
Bukan karena penerbit merasa
kasihan, tapi memang pengalaman menulis itu sangat diperlukan. Dengan
terus-menerus mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula.
Dari proses tersebut kita belajar. Belajar meminimalisir kekesalahan.
Selanjutnya di tahun 2019. Bu Emi
mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku. Karya ini ditulis
berdua dengan suami. Beliau berharap dengan lahirnya buku tersebut, ikatan
pernikahan penulis dengan suami semakin bahagia.
Selanjutnya, di tahun yang
sama. Bu Emi ingin menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku
patungan. Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman
selama haji dan umrah. Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah buku
"Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan
Dunia". Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.
Demikian sekelumit kisah perjalanan seorang Emi Sudarwati. Seorang pendidik yang memoles ratusan karya. Dan dipenghujung sessi pertama. Tidak hanya bercerita, tapi beliau juga memberikan kesempatan kepada para peserta. Jika ingin menerbitkan buku, buku ber ISBN, mudah dan murah? ada dengan beliau solusinya.
Setelah berakhir sessi pertanyaan. Sampailah pada kesimpulan untuk Bu Emi sampaikan. Menurut beliau bahwa buku adalah bukti sejarah. Akan menjadi catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Oleh karena itu, abadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri. Semoga melalui buku sederhana mengispirasi banyak orang nantinya.
WALAU SUDAH MALAM, TAPI SEMANGAT MASIH HARUS SEPERTI PAGI !
SEMANGAT PAGI !!!
M. H. PAHDI


tulisan yang mengispirasi..slm literasi,
BalasHapusTrimakasih ibu. Salam Literasi !!!
HapusSemangat pagi!!! Mantul tulisannya
BalasHapusSEMANGAT !!!
HapusSemangat menulis bapak..bagus resumenya
BalasHapusSemangat Menulis juga bu... Makasih
HapusKeren banget resumenya... Bolehkah saya belajar buat blog yang berwarna?
BalasHapusBoleh bngt bu...kt sama2 belajar
Hapus