Langsung ke konten utama

KREASI DI TENGAH PANDEMI

                                            (ki-ka : Difa, aku, Adi & Sufi)

Sepertinya hari ini hari cukup melelahkan bagiku. Banyak kegiatan yang ku lakukan. Tidak banyak sebenarnya aktifitas fisik, tapi lebih banyak aktifitas otak. Hariku di mulai dengan Shalat Subuh dan ku lanjutkan dengan aktifitas rumah tangga ringan yang sudah menjadi kebiasaanku saat pandemi. Mengeluarkan motor dari garasi, membuang sampah, memandikan Kiandra anak lelakiku yang berusia 2 tahun lalu mengantarnya ke rumah pengasuh. Dan beberapa aktifitas rumah tangga ringan lainnya, itupun sambil "dimandori" istriku.

Hari ini ada beberapa agenda utama yang masuk dalam jadwal harianku. Pertama, di pukul 08.30-11.00 Wita mengampu kelas Bimtek daring LPMP Kalsel, dimana aku diminta menjadi narasumbernya. Kedua, siaran "Kalimantan Selatan Hari Ini" di TVRI Kalsel pukul 18.00-19.00 Wita dan 1 jam sebelumnya harus sudah berada di studio. Dan yang ketiga adalah menyiapkan dan mempelajari materi untuk disajikan pada pertemuan di Bimtek besok. Ini ku jadwalkan pada pukul 20.30 Wita s. d selesai. Dan tentu menulis di blog. Karena ku targetkan, 1 hari minimal 1 tulisan.

Tapi rencana pun berubah. Malam selepas siaran, seperti biasa aku sholat Magrib dulu di Mushola TVRI. Selesai shalat, ku lihat WA ku ternyata Sufi, Ketua Umum Sanggar Titian Barantai ingin ke rumahku. "Ada hal yang ingin didiskusikan", chatnya. "Ok, nanti malam sekitar setengah 9 ya. Insya Allah aku sudah di rumah" jawabku.

Setiba di rumah, ketiga anakku sudah menyambutku. Tapi tetap protokol kesehatan yakni jaga jarak ku lakukan. Ku taruh di atas meja pesanan makanan yang sudah mereka minta sebelum aku berangkat kerja. 1 burger, 1 kebab, 2 minuman bublle dan 2 bungkus mie kuah. Setelahnya aku mandi, berpakaian lalu sholat Isya.

Sambil menikmati teh hangat dan kue yang sudah disiapkan istri, ku lihat chat dari Sufi. "Kami sudah di depan rumah Kak", tulisnya. Segera ku bukakan pintu, ku lihat Sufi datang bersama Adi yang juga pengurus sanggar. Ku persilakan mereka masuk dan duduk. Setelah basa basi sebentar, ku tanyakan maksud mereka. Dan ternyata mereka ingin mengadakan kegiatan seni selama pandemi. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi kebosanan para anggota, terutama anggota muda yang baru bergabung. 

Setelah berdiskusi beberapa lama, diputuskan mengadakan lomba baca puisi online. Dan juga lomba cipta puisi, bertema "Kreasi di Tengah Pandemi". Aku dan salah satu anggota sanggar yang juga jurnalis Radar Banjar, Yudi Baslaw didapuk mereka untuk menjadi juri. Aku juga mengusulkan agar nantinya puisi yang ditulis anggota sanggar untuk bisa dipublikasi dalam buku antologi puisi. 

Sekitar pukul 21.45 Wita mereka pun permisi pulang. Mataku terasa berat, sepertinya meminta aku segera memberi kesempatan tubuh ini untuk istirahat. Namun mengingat masih ada beberapa tugas yang harus ku selesaikan, maka kantuk pun ku tahan.

Mulai ku buka laptopku. Ku mulai dengan menyiapkan rundown materi Bimtek besok sekaligus menyiapkan dan mempelajari materi ajarnya. Ku tanyakan dan ku diskusikan beberap hal terkait bimtek besok di grup pembimbing untuk memastikan segala sesuatunya untuk mendukung pembelajaran.

Ku lihat lagi chat di WA ku. Ternyata bu Susan, tim manajemen BOS di sekolah juga memintaku untuk menyiapkan laporan realisasi dana BOS tahap 1, beserta perubahan ARKAS dan rencana pengeluaran tahap 2. Tapi rupanya mata enggan bersahabat. Bahu kiriku terasa sakit, dan kepala ku mulai terasa migrain.  Ku lihat jam di ujung kanan bawah layar laptopku menunjukkan pukul 23.51 Wita. Sepertinya aku memang harus istirahat. Biarlah beberapa pekerjaan ku hentikan. Dan tulisan ini adalah kerja penutup ini malam.

Sampai jumpa besok.


Banjarmasin, 02/06/2020   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"BANYAK BACA. RABUN MEMBACA, LUMPUH MENULIS"

"Kita akan mulai kuliah perdana hari senin tanggal 1 juni 2020 pukul 19.00-21.00 wib di WA group", demikian tertulis pesan di WA grup di Sabtu malam yang lalu, dikirim oleh Om Jay demikian guru blogger ini akrab disapa. Maka selesai siaran di TVRI Kalsel pukul 19.05 Wita. Bergegas aku ke Mushola TVRI untuk sholat Magrib. Setelahnya, bersegera aku menaiki motor. Sebelumnya ku pastikan untuk memakai masker terlebih dahulu. Ku lihat jam di HP, menujukkan pukul 19.15. Waktu tempuh dari Kantor TVRI Kalsel ke rumahku biasanya 30 menit. Aku harus tiba di rumah paling tidak sebelum pukul 20.00 Wita. Sudah bulat ku niatkan untuk hadir tepat waktu di ruang belajar. Bahkan, anak-anakku yang biasanya ku bawakan makanan setelah bekerja, sebelum berangkat sore tadi sudah ku beritahu. "Malam ini tidak ada pesan makanan dulu, kalau mau pesan makanan yang cepat saji saja", demikian ucapku pada mereka. Pukul 19.50 Wita aku tiba di rumah. Langsung ku masukan motor ke garasi. Anak-anak...

3 Cara Guru Membangun Optimisme di Era New Normal

Bu Erna, seorang guru dari salah satu Sekolah Dasar di Kota Banjarmasin tadi sore menghubungi saya melalui obrolan WA. Beliau menanyakan apakah saya memiliki program pembelajaran berbasis alam. Bu Erna dan saya dulu pernah tergabung dalam sebuah proyek dari Unesco dan KOICA yakni program Green School. Ku sampaikan kepada beliau bahwa aku telah punya konsep, namun sulit untuk merealisasikan di tengah pandemi saat ini. Bu Erna melanjutkan bahwa dia merasa kasihan dengan murid-muridnya yang telah beberapa bulan ini telah melaksanakan BDR. Ada rasa bosan, karena tidak ada kegiatan belajar yang lebih interaktif. Beliau ingin melaksanakan pembelajaran berbasis alam yang tetap patuh protokol kesehatan. Setelah berbincang beberapa saat. Tersimpul bahwa kegiatan belajar berbasis alam sangat sulit dilakukan di era pandemi. Bukan hanya karena ada aturan kesehatan yang harus dipatuhi. Namun juga tanggung jawab lain, terutama jika ada siswa yang mendapat dampak buruk pada kesehatannya. Kegiatan bel...